RSS

Senin, 30 Januari 2017

2 Hal yang Aku Rindukan Dari Indonesia



Turki,
Indonesia,
Dua negara yang tak bisa dibandingkan keindahannya bagiku.
bendera indonesia turki ile ilgili görsel sonucu
Bendera Turki-Indonesia
“Ilma, Turki keren banget yaa...”
“Turki kan cantik-cantik tempatnya, pemandangannya juga.”
“Makanan disana enak-enak ya kayanya.”
“Lingkungan mereka bersih banget yaa...”
“Orang Turki cantik-cantik, ganteng-ganteng banget kan?”


                Pertanyaan dan pernyataan klise orang Indonesia tentang negara yang kini ku tempati, negara yang menjadi bagian cerita hidupku. Kepala boleh sama hitam namun pemikiran setiap insan tak pernah sama. Masih banyak lagi pendapat mereka yang mereka lontarkan kepadaku, begitu banyaknya hingga memoriku tak sanggup menyimpan semuanya.


“Endonezya’dan mı geliyorsun? Orası nasıl güzel mi?” *1
(baca : Endonezya’dan me geliyorsun?)
Haa Endonezyalısın, orası mı güzel? burası mı güzel?” *2
(baca : Haa Endonezyalesen orase me guzel burase me guzel)
Türkiyeyi sevdin mi?” *3
(baca : Turkiye’yi sewdin mi)
Burası güzel, değil mi?” *4
(baca : burase guzel deyil mi?)
Türkiye güzel, değil mi? burası herşey var...” *5
(baca : Turkiye guzel deyil mi? Burase hersyey war)


                Beralih pada pertanyaan klise yang dilontarkan padaku saat mereka tahu aku orang Indonesia. Orang Turki memang friendly  and so courious. Hanya jika kalian tak bisa bahasa Turki mungkin kalian tak bisa menyadarinya.

                Segudang pertanyaan yang pernah terlintas menghampiri indra pendengaranku ini berulang kali membuatku bingung, terkadang membungkamku. Kedua negara ini cantik, sangat cantik pada porsinya masing-masing, bukan untuk dipilih yang mana yang lebih cantik diantara mereka.

                Turki, ah Turki pesonamu memang mampu merebut hatiku. Keramahan dan ketulusan rakyatmu, keindahan alammu, kedamaian, ketentraman dan keamanan yang kau suguhkan padaku. apa yang aku dapat darimu mungkin tak pernah kutemui di tanah airku sendiri.

                Turki, engkau memang indah. Tapi hatiku telah tertambat oleh tanah airku sendiri, Indonesia. Mungkin negeriku tak secantik dirimu dalam beberapa hal, tapi keelokanmu tak dapat mengobati rasa rinduku pada nusantara.

***

*Krucuk Krucuk*


“Aduh lapar banget, ke yemekhane*6 kali yaa.. coba ah lihat list, ada makanan apa hari ini”
“Loh ko ga ada sih di list hari ini?” pikirku bingung.
“Oh iya, weekend kan tutup...” kataku setelah aku tersadar hari ini adalah sabtu.


Aku pun mulai mencari makanan yang bisa kumasak.


“Telur habis, mie lupa beli, makanan dari Indo kemaren habis semua, duh sial”


Aku tetap mencari makanan dengan sisa-sisa harapanku.


“Ahh ada sphagetti...”


Setelah masak, aku ingin segera melahapnya, namun...


“Yahhh saosnya abis ternyata, yasudahlah.”


Dengan terpaksa aku harus memakan sphagetti tanpa saos, tanpa kecap, tanpa garam, bahkan tanpa rasa!

                Pikiranku seketika melayang pada tukang bakso, tukang siomai, tukang mie ayam, tukang cuankie, tukang sate dan tukang-tukang lainnya yang tak bisa ku sebutkan satu persatu. Mereka yang selalu menghiasi daerah sekitar rumahku, mereka yang selalu siap menyajikan makanan dengan sigap saat kuteriaki nama makanannya, mereka...pahlawan pemberantas kelaparan.
tukang bakso ile ilgili görsel sonucu
Tukang Bakso
tukang sate ile ilgili görsel sonucu
Tukang Sate
“Andai saja disini ada pahlawan seperti mereka, mungkin aku tak akan sengsara seperti ini.” Tiba-tiba kata itu terlontar dari mulutku.


Jam sudah menunjukan pukul 10, padahal acara yang akan kuhadiri akan dimulai setengah jam lagi. Dimana ada aku ada Mba Citra, dimana ada Mba Citra juga ada aku, seperti saat ini, saat kami akan pergi rapat PPI.


*kriing kriing*

“Halo iya ka?”
“Ilma kamu masih dimana acaranya udah mau mulai.”
“Ehh iya ka aku baru keluar ini aku baru mau jalan ke tempat tramvay.*7
“Oke deh ditunggu yah..”

tramvay konya ile ilgili görsel sonucu
Tramvay
“Siapa de?” tanya Mba Citra.
“Biasa pak ketua... katanya acaranya udah mau dimulai.”
“Oh oke kita gercep.”


Jalan yang kami tempuh dari asrama seakan tak berujung.


“Duh masih jauh banget lagi” keluh Mba Citra.
“Iya nih udah hampir telat..”


Beberapa menit kemudian kami sampai ke tempat tramvay tersebut.


“Ko tramvaynya ga dateng-dateng yaa..” aku mulai tergesa-gesa.
“Iya  nih masa ga ada satupun, udah telat lagi” timpalnya.
“Duhh... coba aja kaya di Bogor ya, mau kemana aja gampang angkot yang nungguin kita” khayalku.
“Yaahh Bogor lagi... kota seribu angkot, pergi kemana sih yang susah disana?”
“Disini mah apa atuh... udah jalan jauh, belom tentu juga tramvaynya ada” timpalku lagi
“Yaudahlah, kita bisa apa? Nah itu tramvaynya datang”
“Alhamdulillah, oke kita caw...”


Akhirnya kita bisa pergi ke tempat yang kita tuju setelah perjuangan berjalan dan menunggu tramvay yang tak pasti.
angkot bogor ile ilgili görsel sonucu
Angkot Bogor
Hal kedua yang terpenting dan selalu membuatku rindu akan Indonesia, atau lebih tepatnya Bogor setelah para pahlawan pemberantas kelaparan adalah pahlawan pembawa penumpang yang selalu berkeliaran di jalan Indonesia, khususnya di kotaku, Bogor.

***

               Indonesia, apapun yang terjadi padamu, apapun kekuranganmu, aku tetap cinta padamu... Tak ada satupun negeri yang bisa menggantikan bahkan hanya untuk dikatakan sebanding denganmu. Cintaku tulus, Indonesiaku.


What’s the meaning? (Apa artinya?)
*1 Kamu dari Indonesia? Disana bagus (cantik) ga?
*2 Haa kamu orang Indonesia, bagusan disini atau disana?
*3 Kamu suka Turki ga?
*4 Disini bagus kan?
*5 Turki cantik kan? Disini semua ada.
*6 Tempat makan.

Tulisan ini dibuat untuk FLP Challenge (www.flpturki.com.) see the site for more :) 

0 komentar: